Jelajah Timur 2022,
Wujudkan akses air bersih
yang layak di Nusa Tenggara Timur
Jelajah Timur 2022,
Wujudkan akses air bersih yang layak di Nusa Tenggara Timur
Pernahkah anda membayangkan berjalan kaki sejauh 5-10 kilometer untuk mendapat air minum?
Bagaimana jika aktivitas tersebut dilakukan sedikitnya 2 kali sehari? Sanggupkah?
Bagaimana jika perjalanan yang anda tempuh harus melewati jalanan yang rusak, berdebu, naik turun bukit, bahkan hutan dengan pencahayaan yang terbatas khususnya menjelang malam hari. Mampukah?
Di beberapa wilayah terpelosok di Nusa Tenggara Timur, warganya menghabiskan beberapa jam sehari berjalan kaki untuk mendapatkan air bersih.
Tidak hanya orang dewasa, anak-anak jua terlibat. Sekaligus membantu orang tua, mereka harus menukar waktu bermain dan belajar mereka dengan rutinitas perjalanan berkilo-kilo meter utuk memenuhi kebutuhan air keluarga. Terutama bagi anak perempuan, yang sangat berisiko mengalami kekerasan saat mereka melakukan perjalan mencari air ini.
Air untuk keluarga Nata.
Nata (52 tahun), ibu lima orang anak ini setiap harinya memikul 20-40 liter air diantara lereng dan jurang demi mencukupi kebutuhan keluarganya.
Setelah suaminya meninggal, menenun adalah satu-satunya yang dilakukannya sebagai penopang ekonomi keluarga.
“Andai air dekat rumah, jadinya tidak perlu susah beli atau mencari air. Banyak waktu untuk menenun dan bayar sekolah anak”
Krisi Air Bersih
di Nusa Tenggara Timur
27,59%
Keluarga yang belum memiliki akses air minum yang layak (Susenas, 2019)
49,28%
Keluarga yang masih memiliki sanitasi buruk (Susenas, 2019)
Di beberapa wilayah terpelosok di Nusa Tenggara Timur, warganya menghabiskan beberapa jam sehari berjalan kaki untuk mendapatkan air bersih.
Tidak hanya orang dewasa, anak-anak jua terlibat. Sekaligus membantu orang tua, mereka harus menukar waktu bermain dan belajar mereka dengan rutinitas perjalanan berkilo-kilo meter utuk memenuhi kebutuhan air keluarga. Terutama bagi anak perempuan, yang sangat berisiko mengalami kekerasan saat mereka melakukan perjalan mencari air ini.
Air untuk keluarga Nata.
Nata (52 tahun), ibu lima orang anak ini setiap harinya memikul 20-40 liter air diantara lereng dan jurang demi mencukupi kebutuhan keluarganya.
Setelah suaminya meninggal, menenun adalah satu-satunya yang dilakukannya sebagai penopang ekonomi keluarga.
“Andai air dekat rumah, jadinya tidak perlu susah beli atau mencari air. Banyak waktu untuk menenun dan bayar sekolah anak”
Air untuk Imel.
Sendirian, Imel (16 tahun) berjalan dengan ember penuh pakaian yang dia cuci di satu-satunya sumber air di dusunnya. Jaraknya ratusan meter dari rumah.
Beruntung sekarang musim hujan. Karena saat kemarau, warga hanya diperbolehkan mengambil air secukupnya untuk minum dan masak, tidak untuk hal yang lain.
Jelajah Timur 2022
Jadilah bagian dari ribuan orang baik lainnya dukung akses air bersih yang layak untuk kesetaraan bagi anak perempuan di desa-desa Manggarai
Jelajah Timur adalah kampanye yang bertujuan meningkatkan kepedulian publik wujudkan akses air bersih yang layak di Nusa Tenggara Timur.
Bentuk aksinya adalah berkampanye lewat event charity mengangkat isu-isu air bersih melalui ruang publik dan media sosial hingga kunjungan para donatur ke desa implementasi.